REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Kota Bekasi krisis lahan makam. Hal ini
dikatakan Kepala Bidang Pemakaman Dinas Pertamanan dan Penerangan Jalan
Umum, Sudarsono.
"Kita memang kekurangan, namun jumlah persisnya
kurang tahu. Kekurangan sangat terasa di bagian pemakaman Muslim," ujar
Sudarsono.
Hal ini bisa dilihat di Tempat Pemakaman Umum (TPU)
Perwira, Bekasi Utara. Lahan seluas 13,5 hektare area hampir semuanya
terisi. Mayoritas berasal dari kalangan Muslim. "Sudah penuh. Tapi untuk
kalangan non muslim masih ada," ungkap salah satu petugas makam,
Sodikun.
Kekurangan lahan pemakaman menjadi kekhawatiran banyak
orang. Di Bekasi, rata-rata sebanyak 40 sampai 60 orang meninggal setiap
bulannya. Lebih dari 50 persen dari kalangan Muslim.
Menanggapi
hal ini, Sudarsono mengatakan, pihaknya telah membuka tiga lahan
pemakaman baru. "Kita buka di Pedurenan 12 hektar, Jati Sari 10 hektar,
dan sumur batu 30 hektar," ujarnya.
Sebagai salah satu langkah antisipasinya, Pemkot Bekasi akan segera
menjadikan lahan seluas 12 hektare di Pedurenan, Duren Jaya, Kecamatan
Mustika Jaya, Kota Bekasi, sebagai TPU yang akan menggantikan TPU
Perwira yang kini sudah hampir penuh. "Kita akan memfungsikan TPU
Pedurenan. Namun, rencana ini baru akan terealisasi tahun depan setelah
dilakukan pematangan lahan di lokasi tersebut," kata Kepala Bidang
Pemakaman, Dinas Pertamanan, Pemakaman, Perizinan dan Penerangan Jalan
Umum Kota Bekasi, Sugeng Susanto, Jumat (24/9).
Dikatakan Sugeng, lahan tersebut adalah lahan milik Pemkot Bekasi
yang sudah bersertifikat dan kini menjadi tanah kosong dengan kontur
bertingkat. Bahkan di lokasi itu juga telah dilengkapi dengan mushalla
dan kantor makam. Tahun 2010, Pemkot Bekasi baru bisa melakukan
pematangan sekitar dua persen dari luas areal makam dengan sistem "cut
and field". "Untuk menghemat biaya pemadatan nantinya tanah makam akan
dibuat bertingkat sesuai dengan kontur tanah yang sudah ada," lanjut
Sugeng.
Selain proses pematangan yang belum sempurna, jalan menuju areal
pemakaman sekitar dua km juga masih berupa tanah sehingga perlu diaspal
agar memudahkan pembawaan jenazah sampai ke areal pemakaman. "Sekarang
di lokasi itu hanya ditanami ubi oleh penduduk setempat. Ada yang minta
izin pinjam pakai lahan tersebut, tapi kita tidak memberikan dengan
pertimbangan agar tidak terjadi konflik saat lahan dibutuhkan," ujar
Sugeng.
Meski lahan yangb ada di TPU Perwira telah menipis, Sugeng memastikan
jenazah tanpa identitas masih bisa tertampung di areal makam tersebut.
"Memang untuk ke depan sudah tidak mungkin hanya mengandalkan lahan TPU
Perwira. Meski sampai sekarang belum ada kasus jenazah terkatung-katung
karena lahan yang habis," ungkapnya. (A-155/das)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar